Tata Ruang Rumah Radakng (Lomba Karya Ilmiah Litbang Prov.Kalbar Juara 3, 2006)
oleh : Diajeng Indria Kusumawardhani
Pada prinsipnya radakng adalah suatu kesatuan beberapa rumah yang dibangun satu persatu sehingga membentuk rumah panjang (betang) dengan ciri sosial yang khas. Oleh karena itu, radakng tidak bisa disamakan dengan ruko atau rumah petak seperti biasa di kota-kota. Keunikannya dapat dilihat pada tata ruang dan fungsi radakng. Berikut fungsi dan gambaran tata ruang dari rumah radakng :
Pante, terletak di bagian depan bangunan utama. Bagian ini terbuka tanpa atap, lantai jarang dianyam (dilalitn) dengan akar dan rotan.Ada semuanya menggunakan kawat dan paku.Sebagai bagian depan bangunan, Pante terletak di sebelah Timur. Oleh karena itu, perjalanan cahaya memperoleh waktu yang sangat lama, sehingga fungsinya menjadi jemuran. Secara rutin, Pante menjadi tempat menjemur pakaian. Pada saat panen raya, Pante berfungsi untuk menjemur atau mengeringkan beras untuk disimpan atau digiling.
Sami', sebuah ruang terbuka di depan bangunan utama. Karena ruang terbuka sami' koridor lebar di sepanjang bangunan membentuk radakng. Ruang sami' dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: (1) sisi lorong, (2) lorong tengah, dan (3) penekanan pada sisi dinding depan bangunan. Ketiga bagian sami' masing-masing memiliki fungsi sebagai berikut.
A. Sisi lorong, dibangun oleh dinding bilik dan pilar dengan lebar sekitar satu meter. Lorong sangat efektif pada titik tertentu. Misalnya saat pesta berlangsung hall ini menjadi jalan setapak yang menghubungkan pintu depan dengan booth.
B. Lorong tengah, luasnya sekitar 2,5 meter. Pada saat ada pesta atau pertemuan bagian ini menjadi tempat duduk untuk mengobrol (bahaubm), makan (pesta), dan menonton (seni). Saat tidak ada aktivitas, lorong tengah setidaknya memiliki tiga fungsi berikut. (1) sebagai cara bagi penduduk untuk melakukan perjalanan ke properti tetangga atau penduduk lain. (2) sebagai tempat bide ma'at (mengayam bide). Bide yang terbuat dari rotan dan timaratn (mengatur kulit kayu) dapat digunakan untuk bantalan sami' dan untuk mengeringkan “padi”. (3) sebagai tempat mengelola hasil panen (lebih hemat dan ngayak hasil panen).
C. Penekanan sami', setidaknya memiliki tiga fungsi, yaitu (1) tempat duduk untuk mengobrol, (2) tempat tidur di radakng tamu yang berkunjung, dan kegiatan kerajinan keluarga, seperti ngikis dan ngalet pasa'. bahan anyaman), “baranyam” (anyaman), “matalas” (anyaman rangka rajut), “ngaraut ui” (rotan serut), “ngaraut pabavo” (pabayo serut), “ma'ang” (pegangan kapak anyaman “paradah” ), atap “nyusuk” (ngayam daun sagu).
Milik. Adalah kamar yang menjadi ruang keluarga. Hak milik pribadi dalam keluarga ini dikembangkan dan dilindungi. Oleh karena itu, segala kegiatan yang berkaitan dengan kepentingan panyubarakng (tamu) disajikan dalam penekanannya sami'. Milik ruang hidup bahkan lebih kecil dari sami'. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak keluarga yang menyediakan rumah untuk kepentingan umum. Sebagai tempat tidur, tidak memiliki properti atau pembatas ruangan. Dalam praktiknya privatisasi properti dan hanya dibatasi oleh kelambu atau tempat tidur / boks bayi yang diletakkan di sudut-sudut ruangan. Suku cadang milik lainnya biasanya digunakan untuk merundingkan suatu rencana pekerjaan atau masalah keluarga yang memerlukan perhatian khusus.
Luakng Milik (Uakng Miik), sebuah ruang terbuka (seperti Pante) dengan fungsi khusus, yaitu sebagai penghubung bangunan/properti utama dengan dapur rumah. Konsep yang awalnya luakng milik berfungsi untuk mengantisipasi kebakaran dapur. Karena sifatnya yang terbuka, luakng properti juga bisa difungsikan untuk tempat jemuran kain. Namun, karena permintaan yang terus meningkat, peran itu hanya bisa bertahan hingga tahun 1960-an. Memasuki tahun tujuh puluhan, satu persatu luakng properti mulai dikembangkan, sehingga mengutuk keras bangunan utama dan dapur.
Jungkar (Dapur Rumah). Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, jungkar terpisah dari bangunan utama. Tata ruang Jungkar, terdiri dari ruang makan Tongko' padapuratn (dapur) dan pahuangan (tempat menyimpan air dan mencuci). Selain itu, pada zaman dulu (sampai tahun enam puluhan) kamar bisa disulap menjadi kamar jungkar (pelacur) untuk ibu-ibu yang melahirkan. Karena tidak bisa dilihat oleh semua orang, perawatan ibu dilakukan di dapur selama tujuh hari, hingga upacara batalah (penamaan) dilakukan. Untuk kesegaran lingkungan, kembali ditanami pohon jungkar (kelapa, buah-buahan seperti rambutan, jambu biji, tan, sejenis nangka, nangka, rambai, kluweh, dll). Kini lingkungan tersebut ditanami berbagai tanaman yang justru dikenal luakng milik milik.
Tidak ada komentar: